Sabtu, 26 Juli 2008

Bencana di negeri kita.

Sudah menjadi teman hidup di negeri kita. Bencana tak henti-hentinya datang dan pergi. Baik yang di dengar atau bahkan langsung menjadi saksi mata atas semua yang terjadi.

Beberapa dari saudara kita telah kehilangan hartanya bahkan lainnya ada yang kehilangan sanak saudaranya.

Cukupkah hanya dengan bersedih, oh.. ternyata belum cukup. mengumpatpun masih kurang karena begitu beratnya penderitaan yang harus ditanggung. Bahkan ada yang tidak mampu menanggung semua yang menderanya sehingga tidak sanggup lagi untuk hidup.

Coba lihat saudara-saudara kita yang terkena bencana tsunami di Aceh, lumpur Porong di Siduarjo atau bahkan banjir yang menjadi langganan setiap tahunnya bagi penduduk Jakarta.


Apakah semua itu pernah terjadi pada diri kita??. coba bayangkan!!, apa yang dapat kita lakukan?, tidak ada.. selain bersabar. Karena itu kawan, rasakan kesedihannya seperti layaknya kesidihan pada diri kita, musibah yang terjadi pada mereka seperti musibah yang menimpa kita.

Jadi... jangan pernah sombong lantaran tidak terjadi pada kita karena sesungguhnya musibah selalu menanti pada tiap-tiap manusia. bukankah kita tidak akan pernah diberikan ketenangan selama hidup di dunia karena memang ketenangan itu bukan miliknya dunia... tetapi surga.

Sudah seharusnya kita merasa senasib sepenanggungan dan harus saling bahu membahu dan tolong menolong. Bukannya saling cakar-cakaran atau bahkan hidup senang diatas penderitaan saudara lainnya.

Sadarlah kawan-kawan, sesungguhnya budaya yang merugikan sesama itu sebenarnya, bukan budaya kita tapi budaya yang ditelurkan oleh kolonial belanda. Ingatkah pada saat penjajahan bercokol di negeri ini dulu ada saudara kita yang menjadi penghianat?. Itulah keberhasilan dari politik pecah belah atau adu domba yang diterapkan oleh penjajah belanda.

Kita tidak akan pernah menjadi apa-apa kawan jika tidak dari sekarang mengkikis habis budaya buruk ini. Mulailah pada diri kita, kemudian keluarga dan selanjutnya masarakat untuk memperbaikinya.

Coba lihat negara tetangga. Korea misalnya, saat bangsa kita memploklamirkan kemerdekaan tahun 1945, bangsa korea adalah bangsa yang sangat miskin bahkan sebagian rakyatnya kelaparan. Tapi lihat sekarang karena mereka memiliki budaya yang membangun dan budaya saling tolong sehingga sekarang menjadi bangsa besar.

Kawan... saya harap posting ini dapat disebar luaskan ke teman-teman lainnya agar segera kita memiliki kesadaran sikap dan membawa negeri ini menuju Indonesia baru, Indonesia terdepan yang disegani bangsa lain.

Semangat terus dan merdeka...